Home
/
Health

Bahaya Hirup Helium, dari Sakit Kepala Hingga Kematian

Bahaya Hirup Helium, dari Sakit Kepala Hingga Kematian
Christina Andhika Setyani13 December 2018
Bagikan :

Adik kandung Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Eril Arioristanto Dardak ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Bandung, Jawa Barat.

Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Irman Sugema mengatakan pihaknya menemukan sejumlah barang bukti di antaranya, tabung gas helium dan freon serta tayangan soal regulator oksigen pada televisi yang masih menyala.

Dalam keterangannya, Irman menuturkan tabung tersambung dengan selang kemudian plastik berwarna putih. Plastik tampak menutup sebagian kepala hingga bagian atas mulut Eril.

"Kami akan dalami lebih lanjut kerja sama dengan Puslabfor untuk bisa dipahami hal-hal apa dan juga kebiasaan apa dari korban dengan yang ditemukan di TKP saat korban meninggal dunia," kata Irman di Bandung, Kamis (13/12).

Meski belum memastikan penyebab kematian, ada kemungkinan Eril meninggal karena menghirup helium.

Dalam kehidupan sehari-hari, helium lebih populer dikenal karena kerap digunakan selebriti atau pelakon di televisi untuk membuat suara mereka terdengar lucu.

Mereka akan menghirup helium dari dalam balon kemudian berbicara untuk menghasilkan suara yang lucu.

Namun dalam dunia kesehatan, penggunaan helium sebenarnya bak pisau bermata dua.

Helium bisa jadi penolong sekaligus pembunuh.

Dikutip dari Alodokter, gas helium digunakan untuk membantu pernapasan pada pasien asma akut, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), displasia paru (perkembangan sel atau jaringan tak normal tapi bukan kanker) serta sumbatan saluran napas bagian atas. Hanya saja, penggunaannya tak murni helium melainkan dipadu dengan oksigen dalam komposisi tertentu. Campuran keduanya disebut helioks.

Helioks digunakan untuk membantu mempermudah pasien bernapas. Kandungan gas helium berfungsi untuk menurunkan tegangan otot saluran pernapasan.

Gas helium merupakan gas dengan unsur paling ringan. Ia memiliki sifat khas yakni tidak berbau, tidak memiliki rasa, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Di atmosfer, gas ini menempati gas dengan volume terbanyak setelah hidrogen.

Meski demikian, helium tetap memiliki sisi bahaya. Menghirup helium ajwn membuat tenggorokan mengalami iritasi, nyeri dan otot tegang sehingga menimbulkan perubahan pada pita suara. Inilah yang akan membuat suara melengking tinggi dan kecil.

Selain itu, menghirup helium dalam jumlah banyak dan terus-menerus dapat menimbulkan gejala keracunan seperti gangguan penglihatan, pusing, lemas, sesak napas, kejang, serta kehilangan kesadaran.

Dikutip dari Halo Sehat, gas helium yang terhirup akan menyebabkan masuknya gelembung-gelembung gas dan membuat paru-paru iritasi, infeksi, bahkan keracunan.

Jika terjadi, maka saraf paru-paru akan mengalami kerusakan berat. Dampak paling bahaya, helium dapat memblokir jalannya aliran oksigen ke dalam otak sehingga otak kekurangan pasokan oksigen. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada kematian.

Berita Terkait

populerRelated Article