Home
/
Gadget

Covid-19 Bikin Pasar PC Turun 8 Persen, Ada Minat Tapi Suplai Tersendat

Covid-19 Bikin Pasar PC Turun 8 Persen, Ada Minat Tapi Suplai Tersendat
Siti Sarifah13 April 2020
Bagikan :

Uzone.id - Pengapalan PC pada kuartal pertama 2020 dikabarkan turun. Hal ini cukup kontras mengingat wabah Covid-19 justru membuat minat untuk membeli laptop dan perangkat komputasi lainnya meningkat.

Warga dunia saat ini terpaksa harus bekerja dan belajar dari rumah. Pekerjaan dan pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh atau remote ini harus dilakukan sebagai bagian untuk memutus rantai penyebaran virus. Makanya kebutuhan akan PC diperkirakan meningkat.

Sayangnya, peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi dengan proses produksi. Krisis kesehatan masyarakat yang dimulai sejak awal tahun ini membuat halangan terkait produksi dan logistik. Tidak heran jika kemudian pengapalan PC turun sampai 8 persen.

Baca juga: Video Live Instagram Bisa Dilihat dari PC

Prediksi ini diungkap oleh analis pasar Canalys. Mereka mengatakan jika angka 8 persen ini merupakan penurunan year on year, yang melibatkan kuartal pertama tahun ini. Penurunan ini dianggap sebagai yang terbesar sejak kuartal pertama 2016.

Kuartal yang berlangsung dari Januari sampai Maret ini hanya mampu mengapalkan perangkat sampai 53,7 juta unit. Tak hanya notebook tapi juga desktop dan workstation.

Untuk pasar ini, Lenovo memimpin pasar dengan pengapalan 12,8 juta unit perangkat yang dikapalkan. Sedangkan di posisi kedua ada HP dengan 11,7 juta unit. Sedangkan di posisi ketiga ada Dell dengan 10,5 juta unit.

Baca juga: Asyik, Kirim Direct Message Instagram Bisa Lewat Laptop

Dari sekian banyak manufaktur PC, Apple diperkirakan memiliki penurunan yang luar biasa. Pengapalan PC dari Apple dikabarkan turun sampai 20 persen dan hanya mengapalkan sekitar 3,2 juta unit.

"Industri PC memang meningkat karena lockdown mencegah Covid-19. Namun pasar PC yang dimulai awal 2020 terkendala pasokan prosesor Intel yang terbatas, disebabkan gagalnya transisi ke node 10nm. Hal ini diperparah oleh penutupan pabrik di China karena wabah," ujar Direktur Peneliti Canalys, Rushabh Joshi.

populerRelated Article