Home
/
Travel

Desa Ini Larang Warga Pelihara Kucing, Ada Apa?

Desa Ini Larang Warga Pelihara Kucing, Ada Apa?
Sayid Mulki Razqa03 September 2018
Bagikan :

Kucing memang hewan peliharaan yang menggemaskan, namun mereka tetaplah predator yang ganas. Hal itulah yang menjadi alasan sebuah desa di Selandia Baru berencana mengeluarkan aturan "anti kucing".

Dilansir Science Alert, desa kecil bernama Omaui yang hanya dihuni oleh 35 orang, mengajukan sebuah aturan baru untuk menjaga kehidupan hewan lain asli Selandia Baru. Aturan tersebut akan menarget 72 ekor hewan predator, dan salah satu di antaranya adalah kucing.

Dalam aturan tersebut, kucing yang menghuni Omaui, yang diperkirakan hanya sekitar tujuh atau delapan kucing, harus dikebiri, ditandai dengan mikrochip, dan didaftarkan dalam kurun waktu enam bulan.

Selain itu, setelah kucing mati, pemiliknya dilarang untuk memiliki kucing baru lagi. Jika penghuni desa menolak, aturan tersebut memberikan hak bagi pemerintah setempat untuk mengambil paksa kucing mereka.

Sementara itu, menurut mereka yang tidak setuju dengan aturan tersebut, membersihkan desa dari kucing tidak akan melindungi spesies lain yang terancam punah. Hal itu justru membuat tikus-tikus berbahaya merajalela.

"Tak peduli berapa banyak perangkap atau racun tikus yang saya pasang, mereka (tikus) selalu datang kembali," ujar Nico Jarvis, penghuni desa Omaui yang memiliki tiga kucing.

"Jika saya tidak bisa memelihara kucing di rumah, maka akan sangat tidak sehat untuk tinggal di rumah saya sendiri," tambahnya.

Jarvis menuduh Environment Southland, dewan daerah yang mengajukan rencana tersebut, berperilaku seenaknya dengan melarang keberadaan kucing peliharaan. Ia juga menambahkan bahwa mayoritas dari penduduk desa menganggap aturan tersebut tidak akan bermanfaat bagi hewan asli.

Meski demikian, Jeremy Collins selaku Ketua Omaui Landcare Charitable Trust, yang juga mendukung larangan tersebut, mengaku pernah melihat seekor burung asli daerah tersebut dibabat oleh kucing di halaman depannya.

Preview

Ancaman Hewan Asli Selandia Baru

Selandia Baru memiliki proporsi hewan terancam tertinggi di dunia. Ada sekitar 4 ribu hewan terancam punah di Selandia Baru, dan salah satunya adalah burung kiwi yang menjadi ikon negara tersebut.

Menurut ahli, spesies langka dan asli Selandia Baru telah terancam oleh keberadaan spesies invasif yang datang bersama para pendatang pada 200 tahun lalu.

Selandia Baru pernah mengeluarkan rencana untuk mengenyahkan semua mamalia invasif sebelum 2050 pada 2016 lalu. Pemerintah menggelontorkan dana sekitar 2,3 miliar dolar selandia baru atau sekitar Rp 22,5 triliun demi menjalankan rencananya tersebut.

Preview

Menurut pemerintah setempat, mamalia invasif membunuh 25 juta burung asli setiap tahunnya, menyebarkan penyakit, dan merugikan ekonomi, serta sektor primer Selandia Baru sekitar 3,3 miliar dolar selandia baru atau Rp 32,2 triliun setiap tahunnya.

Namun kucing peliharaan tidak dimasukkan dalam daftar mamalia invasif pada 2016 lalu.

Selain itu, menurut beberapa estimasi, Selandia Baru merupakan negara dengan kucing terbanyak per kapita di dunia. Sebelumnya, di Selandia baru pernah mencoba mengajukan pembatasan jumlah kucing per rumah, yakni hanya dua kucing bagi satu rumah. Namun usaha tersebut tidak mendapat banyak dukungan.

populerRelated Article