Home
/
Digilife

Euforia Hari Valentine, Hati-hati Kripto Bisa Jadi Alat Penipuan

Euforia Hari Valentine, Hati-hati Kripto Bisa Jadi Alat Penipuan
Hani Nur Fajrina13 February 2022
Bagikan :

Uzone.id – Menjelang perayaan hari kasih sayang yang dikenal sebagai Valentine’s Day pada 14 Februari tampaknya tetap harus membuat masyarakat waspada. Hati boleh jatuh cinta, namun logika dituntut untuk tetap terjaga.

Mungkin sudah banyak yang memperingatkan agar mawas diri saat berkenalan dengan orang asing di layanan kencan online menjelang Hari Valentine. Tapi, ada lagi hal yang harus kita perhatikan, yakni soal kripto.

Nggak main-main, pihak FBI bahkan sudah memperingatkan kepada masyarakat adanya peningkatan romance scam, alias penipuan berkedok percintaan selama pekan Valentine yang memanfaatkan aset digital.

Komisi Perdagangan Federal (FTC) mencatat bahwa tahun 2021, “orang-orang berhati lembut” menyumbang rekor USD547 juta atau setara Rp7,8 triliun sebagai akibat dari romance scam.

Total kerugian ini mewakili peningkatan hampir 80 persen dari tahun sebelumnya dan kemungkinan didorong oleh orang-orang yang mencari hubungan baru selama pandemi.

Nah, menurut FTC, cryptocurrency pun telah menjadi bagian besar dari penipuan berkedok percintaan ini. Kerugian dari aspek kripto mencapai USD139 juta tahun lalu atau setara Rp1,9 triliun.

Baca juga: Jelang Valentine, Ini Tips Hindari Penipuan Percintaan Online

Suka atau tidak, aset digital berupa mata uang kripto memang sedang menjadi tren global. Tak heran jika kripto pun menjadi celah bagi para hacker atau penipu siber untuk meraup keuntungan.

Dari hasil penelusuran FBI, biasanya para pelaku membuat identitas palsu dan berkenalan dengan si korban secara online, dari sini mereka membangun hubungan spesial, bahkan romantis, dan lambat laun muncul rasa kepercayaan dan perasaan berbunga-bunga seperti halnya jatuh cinta.

Mereka akan menggunakan jurus social engineering, yakni mendekatkan diri dan mengambil hati sang korban dengan mengobrol seputar hal-hal relatable dan membuat mereka nyaman.

Setelah si korban sudah termakan hubungan romantis ini, pelaku meyakinkan si korban agar mau berinvestasi atau melakukan transfer kripto. Tentu saja mereka akan diarahkan ke situs atau aplikasi bodong untuk iming-iming investasi.

Namanya juga sudah dekat, bahkan jatuh cinta, kemungkinan besar si korban akan manut ketika si pelaku memintanya mendaftarkan diri di sebuah platform bursa kripto – yang tentu saja bodong atau palsu.

Ketika si korban telah menginvestasikan jumlah tertentu dan melihat profit yang muncul, si penipu awalnya akan membiarkan si korban mencairkan nominal uang meski tidak banyak.

Baca juga: Cuma Anak Kripto dan NFT Sejati yang Paham 'Bahasa Gaul' Ini

Aksi berikutnya, si penipu akan kembali menginstruksikan agar si korban mau berinvestasi dalam jumlah yang lebih banyak. Saat si korban hendak mencairkannya lagi, tentu saja hal ini tidak dapat diproses.

Mereka akan diminta membayar biaya atau pajak tambahan, hingga notifikasi bahwa saldo minimal di akun mereka tidak cukup untuk melakukan penarikan.

Terkadang si pelaku niat membuat “customer service” yang sudah pasti bagian dari aksi penipuan yang bakal membuat si korban percaya bahwa memang harus ada biaya atau pajak tambahan jika ingin mencairkan dana. Di saat inilah si pelaku biasanya memutus hubungan dan tidak bisa dihubungi lagi.

Mengutip Indian Express, ada beberapa tips melindungi diri sendiri dari penipuan kripto yang berkedok hubungan percintaan.

  1. Jangan berinvestasi atas saran orang lain yang baru dikenal secara online
  2. Jangan beberkan status finansial ke orang asing
  3. Jangan berikan informasi perbankan, menyalin identitas seperti paspor atau informasi sensitif lain ke siapapun di jagat online
  4. Jika ada situs atau platform investasi mempromosikan profit yang luar biasa besarnya, jangan langsung percaya begitu saja karena bisa jadi itu tipuan
  5. Hati-hati terhadap individu yang mengklaim mempunyai peluang investasi eksklusif dan mendesak kita untuk bertindak cepat.
populerRelated Article