Home
/
Digilife

Hacker Kerap Menyerang E-Commerce di Indonesia karena Ini

Hacker Kerap Menyerang E-Commerce di Indonesia karena Ini
Birgitta Ajeng15 July 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Uzone.id - Serangan siber cukup meningkat selama pandemi COVID-19. Kasus yang marak terjadi di Indonesia belakangan ini, yaitu peretasan terhadap e-commerce. Country Manager Indonesia, Palo Alto Networks, Surung Sinamo menyatakan bahwa sektor industri yang banyak diretas memang yang berhubungan dengan uang.

“Yang banyak diretas itu biasanya yang berhubungan dengan monetary, ada uangnya istilahnya gitu, jadi kalau ada uangnya, itu kemungkinan menarik untuk diretas, jadi yang ada uangnya tentu yang transaksi-transaksi keuangan, salah satu di antaranya termasuk e-commerce,” ujar Surung.

Baca juga: Facebook Dikabarkan Siap Memulai Layanan Streaming Video Musik

Ia menjelaskan alasan peretas menyerang e-commerce, karena banyak orang berbelanja secara online selama pandemi. “Jadi, tentu semakin banyak penggunanya, semakin juga menjadi target dari attacker,” ungkapnya.

Yudi Arijanto, Director, Systems Engineering Indonesia, Palo Alto Networks menambahkan bahwa alasan peretas banyak menyerang e-commerce, karena platform ini menyimpan data-data pengguna.

“Ya bisa kita bayangkan e-commerce itu menyimpan data-data kita semua. Kalau dilihat kasus terakhir, kita mengetahui ada puluhan juta pelanggan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, “Bayangkan ada pelanggan yang memasukkan data-data kartu kredit, misalnya, ketika dia melakukan transaksi, jadi data kartu kredit ini kan bisa dipakai untuk membeli produk atau jasa.”

Baca juga: Pemerintah China Hapus 2.500 Game, Termasuk Hay Day dari iOS App Store

Informasi-informasi tersebut sangat mungkin dimanfaatkan para peretas, termasuk menggunakan kartu kredit korban.

atau yang lain sehingga informasi itu sangat berguna buat dalam hal ini hacker untuk bisa menggunakan kartu kreditnya. Selain e-commerce, peretas juga mengincar industri perbankan, kesehatan, dan pemerintahan di Indonesia.

“Hampir semua sektor, even pemerintahan saja, tapi kalau kita bicara saat ini, banking, tentu juga kesehatan, kalau kita lihat website yang saat ini menjadi referensi tentang COVID-19. Jadi kalau ditanya, sektor apa saja, saya bilang hampir semua sektor, top two tetap yang berhubungan dengan keuangan dan kesehatan,” ungkap Surung.

populerRelated Article