Home
/
Digilife

Serangan Siber ke Indonesia Turun, Tapi….

Serangan Siber ke Indonesia Turun, Tapi….
Susetyo Prihadi07 February 2020
Bagikan :

Uzone.id - Tinjauan ancaman Kaspersky untuk kuartal terakhir tahun 2019 di Indonesia menunjukkan bahwa 25% pengguna komputer telah terkena serangan berbasis web, dan lebih dari sepertiga (35,9%) ditargetkan oleh ancaman lokal.

Ancaman lokal merujuk pada infeksi offline seperti perangkat USB dan sejenisnya.

Tinjauan ancaman kuartal didasarkan pada pemrosesan dan perolehan data dari pengguna yang menggunakan Kaspersky Security Network (KSN) dan sekaligus memberikan wawasan global dan regional tentang arus utama online serta ancaman komputer.

Serangan melalui browser adalah metode utama untuk menyebarkan program berbahaya ke para pengguna yang tidak waspada.

Pada periode Oktober-Desember 2019, produk Kaspersky mendeteksi sebanyak 5.903.294 ancaman cyber-borne Internet yang berbeda pada komputer partisipan KSN di Indonesia (25%).

Berita baiknya adalah, jumlah ini telah menurun hampir setengah (46%) dibandingkan dengan Q4 2018 dengan 10.943.947 deteksi. Angka-angka terbaru ini sekaligus menempatkan Indonesia di peringkat ke-40 secara global dalam hal yang terkait bahaya penjelajahan web.

Baca juga: Hati-hati, Hacker Manfaatkan Virus Corona untuk Sebar Malware

Memanfaatkan kerentanan di browser, plugin (unduhan oleh drive) serta rekayasa sosial masih merupakan metode utama para pelaku kejahatan siber dalam melakukan penetrasi berbahaya pada sistem.

Terutama dalam metode rekayasa sosial, ini adalah cara termudah dan paling sederhana namun yang paling efektif. Karena metode ini tidak benar-benar membutuhkan keterampilan profesional, melainkan memanfaatkan kebingungan dan trik pola pikir para pengguna.

Sebagai negara dengan optimisme ekonomi digital yang menjanjikan, masyarakat Indonesia harus benar-benar mulai memperhatikan keamanan mereka, terutama di dunia online.

Laporan ini juga menunjukkan data seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, dan metode "offline" lainnya.

Baca juga: Kominfo Temukan 54 Hoaks tentang Virus Corona di Indonesia

Perlindungan terhadap serangan semacam itu tidak hanya membutuhkan solusi antivirus yang mampu menangani objek terinfeksi tetapi juga firewall, fungsi anti-rootkit, dan kontrol atas perangkat yang dapat dilepas.

Pada periode Oktober-Desember 2019 produk Kaspersky mendeteksi 24.145.294 insiden lokal di komputer peserta KSN di Indonesia.

Secara keseluruhan, 35,9% pengguna di negara ini telah terkena serangan ancaman lokal selama periode tersebut.

Kembali menjadi sebuah kabar baik, bahwa data ini menunjukkan penurunan 17,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018. Ini juga menempatkan Indonesia di posisi ke-70 di seluruh dunia.

"Indonesia adalah salah satu dari negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi dan digital. Melihat penurunan signifikan dalam ancaman online pada kuartal terakhir 2019 adalah tanda bahwa masyarakat online Negara ini sekarang mulai memperhatikan keamanan mereka di dunia siber,” komentar Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.

Namun, ini seharusnya tidak menjadi alasan untuk berpuas diri. Terdapat banyak daftar tren baru yang tak berkesudahan datang di negara ini seperti Industri 4.0, Internet of Things, 5G, dan masih banyak lagi.

“Kami mendorong perusahaan dan pemerintah untuk berkolaborasi meningkatkan kecerdasan sistem keamanan siber mereka demi memerangi ancaman canggih yang akan datang bersama dengan tren ini,” tambahnya.

populerRelated Article