Home
/
Digilife

TikTok Tak Mempan Dirayu Microsoft, Lebih Pilih Perusahaan Ini

TikTok Tak Mempan Dirayu Microsoft, Lebih Pilih Perusahaan Ini
Siti Sarifah26 August 2020
Bagikan :

Uzone.id - Rayuan Microsoft untuk menjadi bagian dari operasional TikTok di Amerika rupanya tak membuahkan hasil. Malah induk perusahaan China itu, Bytedance, lebih memilih mendekati perusahaan lain, Netflix.

Netflix dikabarkan menjadai perusahaan yang dikaitkan untuk menjadi tangan kanan TikTok di beberapa negara yang menentang eksistensi China di dunia digital. Bukan Netflix yang mendekati, melainkan TikTok yang menawarkan diri.

Dilansir melalui South China Morning Post dari Wall Street Journal, Rabu, 26 Agustus 2020, TikTok melakukan pendekatan ke Netflix untuk meminta perusahaan tersebut mengambil alih operasional mereka di Amerika. Sayangnya, masih dari sumber yang sama, perusahaan raksasa di bidang layanan streamimng itu memilih untuk tidak terlibat dalam kesepakatan tersebut.

Baca juga: Daftar Calon Pemilik Baru TikTok

Netflix merupakan satu di antara beberapa perusahaan yang terlibat dalam kesepakatan milaran dolar itu. Selain Microsoft, dikabarkan ada Oracle, Twitter, Apple dan Alphabet Google yang tertarik untuk mengakusisi TikTok, khusus untuk perpanjangan perusahaan di Amerika.

Oracle dikabarkan menjadi kandidat pembeli terkuat untuk aksi perusahaan ini. Bahkan selain Microsoft, Oracle juga mendapatkan dukungan dari Trump.

Nilai perusahaan TikTok, khusus untuk bisnis di Amerika, dikabarkan berkisar antara USD10 miliar sampai USD50 miliar.

Diketahui Trump telah menandatangani perintah eksekutif pada 6 Agustus lalu untuk memblokir semua transaksi dengan ByteDance dalam upaya untuk “mengatasi keadaan darurat nasional yang berkaitan dengan rantai pasokan teknologi informasi dan komunikasi.” Perintah ini menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional dan UU Keadaan Darurat Nasional.

Baca juga: TikTok Bersih-bersih 380 Ribu Video Kebencian

Perintah Trump tersebut ditujukan agar berlaku dalam 45 hari. Kemudian pada 14 Agustus kemarin, Trump kembali menandatangani perintah eksekutif lainnya, kali ini memberi ByteDance masa tenggat 90 hari untuk menjual atau melepaskan TikTok di AS.

Popularitas TikTok sendiri meroket dalam setahun belakangan. Pada April 2020, TikTok mengatakan telah menembus 2 miliar download secara global sejak dia diluncurkan. Sementara pada kuartal pertama 2020, TikTok telah diunduh 315 juta kali.

Pemerintah AS mengaku was-was terhadap kehadiran TikTok karena ByteDance merupakan perusahaan China dan mereka menganggap setiap layanan yang berasal dari Negeri Tirai Bambu itu dapat menjadi ancaman keamanan nasional karena bisa saja berperan sebagai mata-mata.

TikTok pun akhirnya melawan dan mengajukan tuntutan hukum yang ditujukan untuk pemerintahan Trump. Bahkan di China di kabarkan, aksi balas dendam terjadi melalui aksi pemblokiran appstore.

populerRelated Article