Home
/
Digilife

Warga Rusia Ketahuan Ingin Suap Karyawan Tesla Agar Susupi Ransomware

Warga Rusia Ketahuan Ingin Suap Karyawan Tesla Agar Susupi Ransomware
Siti Sarifah31 August 2020
Bagikan :

Uzone.id - Seorang warga Rusia telah ditangkap oleh pihak berwajib karena ketahuan sedang berupaya menyuap karyawan Tesla. Dia meminta kepada karyawan tersebut agar mau memasukkan virus berupa ransomware ke dalam pabrik besar Tesla di Nevada.

Tersangka, Egor Igorevich Kriuchkov ditangkap pada 22 Agustus kemarin di Los Angeles saat hendak terbang meninggalkan Amerika. Sebelumnya, Kriuchkov juga pernah dituduh melakukan konspirasi untuk merusak komputer yang telah diproteksi.

Sebagian besar kisah ransomware melibatkan peretas yang mengeksploitasi kerentanan di jaringan perusahaan tertentu untuk mengenkripsi file untuk kemudian meminta pembayaran tebusan. Namun cerita ini jauh lebih keren, seperti cerita di film-film.

Antara 15 Juli dan 22 Agustus, Kriuchkov diduga telah bersekongkol dengan rekanan untuk mendekati karyawan Tesla guna memperkenalkan ransomware ke jaringan Telsa di pabrik Nevada. Idenya adalah setelah perangkat lunak diperkenalkan, mereka akan mencuri file dari jaringan Telsa lalu mengancam akan mempublikasikan data yang dicuri jika tidak ada uang tebusan.

Namun para konspirator itu tidak tahu bahwa karyawan yang mereka dekati kemudian mengadukannya ke Tesla, lalu pihak Biro Investigasi Federal (FBI) mulai dilibatkan. Mereka pun menjebak para konspirator itu. Karyawan Tesla mengaku setuju akan menanamkan ransomware dengan bayaran USD1 juta.

Namun saat ransomware diterima, pihak Departeman Hukum dan Keamanan di AS masih menganggapnya sebagai malware. Sepertinya tidak ada bukti yang menyebut jika software tersebut bisa mengenkripsi file seperti halmny ransomware. Jadi kemungkinan virus tersebut benar-benar ingin mencuri data rahasia ketimbang meminta pembayaran tebusan.

"Dakwaan ini cukup menarik karena membuktikan jika ancaman eksternal dan ancaman yang melibatkan orang dalam nyata adanya dan bisa menghancurkan perusahaan. Secara khusus, ransomware umumnya dianggap sebagai ancaman eksternal - sering kali dikirim melalui email atau situs web. Sebelum dakwaan ini, banyak organisasi kemungkinan besar tidak memiliki ransomware yang didukung oleh orang dalam, tetapi sekarang mereka harus mempertimbangkan kemungkinan ini," ujar Katie Nickels, Direktur Intelijen Red Canary Inc, seperti dikutip dari Silicon Angle, Senin 31 Agustus 2020.

populerRelated Article